Ulama' Salaf Ahlus Sunnah Sibuk Mencela Diri Sendiri - Bulan Ramadlan

Ulama' Salaf Ahlus Sunnah Sibuk Mencela Diri Sendiri - Bulan Ramadlan

Bulan Ramadlan :: Ulama' Salaf Ahlus Sunnah Sibuk Mencela Diri Sendiri - Bulan Ramadlan
Ulama' Salaf Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Para Ulama Tashawwuf, dan Para Ulama Salaf Shalih sangatlah berhati-hati menjaga kebersihan hati dan prasangka, beliau semua tidak menyukai mencela. beliau-beliau selalu merendahkan diri, baik kepada Allah Al'Aliyul 'Adhim maupun kepada sesama Makhluq Allah SWT.
Keadaan ini sangat berbeda dengan Ulama Wahabi, yang kegemarannya mencela Ulama yang tidak sefaham dengan mereka, bahkan membunuh siapa saja yang tidak sefaham dengan mereka.
Semua amal yang tidak sefaham dengan mereka dikatakan bid'ah dan kufur, seakan-akan hanya merekalah makhluq yang benar di muka bumi Allah ini.

Di dalam kitab "Tanbihul Mughtarrin", karya Syaikhul Islam Syeikh Abdul Wahab asy-Sya'rani ( 898-973 H. / 1493-1565 M.), halaman 200, cetakan "Darul Kutub al-Islamiyyah", Kalibata, Jakarta Selatan, diterangkan bahwa di antara akhlak-akhlak ulama salaf shalih adalah sibuk mengurusi ‘aib-‘aib diri mereka sendiri, bukan sibuk mengurusi ‘aib-‘aib orang lain. Karena, mereka mengamalkan firman Allah SWT:
وَفِيۤ أَنفُسِكُمْ أَفَلاَ تُبْصِرُونَ
Artijnya:” Dan di dalam dirimu. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan?” (Q.S. Adz-Dzariyat {51}: 21).
Dan, mengamalkan hadits Nabi SAW:
طوبي لمن شغله عيبه عن عيوب الناس , و أيضا فان المطلع علي عيوب الناس معدود من جملة الشياطين أي البعداء من رحمة الله تعالي , و أهل الله لايرضون لنفوسهم أن يكونوا كذلك
Artinya:
———-
"Limpahan kebaikan yang banyak bagi orang yang sibuk mengurusi 'aib {cela}-nya, bukan sibuk mengurusi 'aib orang lain.Juga, sungguh orang yang suka memperlihatkan 'aib-'aib orang lain tergolong ke dalam kelompok setan, tegasnya orang-orang yang jauh dari rahmat Allah SWT. Sedangkan, Ahli Allah tidak ridla diri mereka berada pada kelompok orang-orang seperti itu."

و كان يحيي بن معاذ رحمه الله تعالي يقول : من عقل العاقل أن لا يعير أحدا بذنب , فاني ربما عيرت أحدا بذنبه فابتليت بذلك الذنبفي بعد عشرين سنة . و قد بلغنا أن عيسي عليه السلام كان يقول : لا تنظروا في عيوب الناس كأنكم أرباب , و انظروا في عيوبكم لأنكم عبيد . فان الناس رجلان : مبتلي و معافي , فارحموا أهل البلاء و اشكروا الله علي العافية
Artinya:
———
Yahya bin Mu'adz, semoga Allah merahmatinya, berkata: "Akalnya orang yang berakal tidak akan pernah mencela seseorang karena melakukan perbuatan dosa. Maka, sungguh aku mencela seseorang karena melakukan perbuatan dosa, kemudian aku dicoba (ditimpa musibah) dengan perbuatan dosa itu setelah dua puluh tahun kemudian."
Telah sampai kepada kami bahwa Nabi Isa 'alaihis salam berkata: "Janganlah engkau memandang 'aib-'aib orang lain seakan-akan engkau Tuhan ! Dan, pandanglah 'aib-aib engkau sendiri, karena sesungguhnya engkau adalah seorang budak (hamba sahaya) !"
Manusia itu ada dua macam, yaitu: 1. Mubtala. Artinya: orang yang dicoba, 2. Mu'afa. Artinya: orang yang diberi 'afiah (kesehatan / keselamatan). Maka, kasihanilah ahli cobaan (orang-orang yang diberi cobaan atau ditimpa musiabah] ! Dan, bersyukurlah kepada Allah atas 'afiah (keselamatan) yang diberikan-Nya kepadamu !
و قد كان رابعة العدوية رحمها الله تقول : ان العبد اذا ذاق محبة الله تعالي أطلعه علي مساوي عمله فشغله بها عن مساوي الناس
Artinya:
———-
Siti Rabi'ah al-'Adawiyah, semoga Allah merahmatinya, berkata: "Sungguh, apabila seseorang telah merasakan kecintaaan kepada Allah (mahabbatullah), maka ia akanmemperlihatkan atas kesalahan-kesalahan (dosa-dosa) amalnya sendiri dan sibuk mengurusi kesalahan-kesalahannya itu, bukan sibuk mengurusi kesalahan-kesalahan orang lain."

Penjelasan Kitab:
Nama kitab: Tanbihul Mughtarrin
Karya: Saikhul Islam Al-Hafidh Al-Muhaddits Syeikh Abdul Wahab Asy-Sya'rani
Tahun lahir & wafat: 898-973 H. / 1493-1565 M.
Tebal: 311 halaman
Cetakan: Darul Kutub al-Islamiyyah, Kalibata – Jakarta Selatan
Sumber : DR KH Thobary Syadzily, Mkub
dari Nama kitab: Tanbihul Mughtarrin
Karya: Saikhul Islam Al-Hafidh Al-Muhaddits Syeikh Abdul Wahab Asy-Sya'rani
Tahun lahir & wafat: 898-973 H. / 1493-1565 M.
Tebal: 311 halaman
Cetakan: Darul Kutub al-Islamiyyah, Kalibata – Jakarta Selatan
http://www.sarkub.com/2015/ulama-salaf-shalih-sibuk-mencela-diri-sendiri/#ixzz3n6YnGg7b

Sekian "Ulama' Salaf Ahlus Sunnah Sibuk Mencela Diri Sendiri - Bulan Ramadlan" Semoga Tulisan "Ulama' Salaf Ahlus Sunnah Sibuk Mencela Diri Sendiri - Bulan Ramadlan" ini bisa menjadi renungan bagi pengikut Ulama yang suka mencela dan mengkafirkan orang lain yang tidak sejalan dengan mereka, amin.



Anda Sudah Membaca Artikel Ulama' Salaf Ahlus Sunnah Sibuk Mencela Diri Sendiri - Bulan Ramadlan Dengan Link http://arifinbaderi.blogspot.com/2015/09/ulama-salaf-ahlus-sunnah-sibuk-mencela-diri-sendiri-bulan-ramadlan.html
Mohon sertakan Link atau Tautan artikel Ulama' Salaf Ahlus Sunnah Sibuk Mencela Diri Sendiri - Bulan Ramadlan ini apabila anda ingin membagikan tulisan ini.
Link atau Tautan Dofollow untuk blog ini untuk menghargai karya penulisan orang lain.
Atas Perhatiannya saya ucapkan terima kasih banyak.

bagikan artikel ini ke › Facebook Twitter Google+
Posted by admin, Published at 23.16 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar